Selasa, 05 Januari 2016

Pengobatan Gangguan Psikosomatis dalam Psikologi Islam




BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Psikosomatis berasal dari kata psycho (jiwa) dan soma (tubuh, jasad) yang merujuk kepada keterkaitan antara adanya ketidakberesan dalam keseimbangan jiwa dengan kemunculan gejala sakit yang dirasakan oleh tubuh. Sudah kita kenal istilah mens sana in corpore sano, bukan? Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat. Ternyata juga berlaku sebaliknya, tubuh yang sehat dimiliki oleh jiwa yang juga sehat. Ini adalah masalah mind and body connection.

Psikosomatis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai oleh bermacam-macam keluhan fisik. Berbagai keluhan tersebut acapkali berpindah-pindah. Sebagai contoh dalam waktu beberapa hari terjadi keluhan pada pencernaan, disusul gangguan pernafasan pada hari-hari berikutnya. Atau kadang keluhan tersebut menetap hanya pada satu sistem saja, misal hanya pada sistem pencernaan (gangguan lambung). Kondisi inilah yang seringkali menjadi sebab berpindah-pindahnya penderita dari satu dokter ke dokter yang lain (“doctor shopping”). Ada sebagian pasien yang kemudian jatuh pada perangkap medikalisasi, yakni upaya atau tindakan dengan berbagai teknik dan taktik, yang membuat mereka terkondisi dalam keadaan sakit dan memerlukan pemeriksaan maupun pengobatan.
Padahal gangguan psikosomatis ini sebenarnya justru disebabkan dan berkaitan erat dengan masalah psikis/psikososial. Alhasil, dapat terjadi gangguan fisik pada seluruh sistem di tubuh manusia mulai dari sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit, saluran urogenital (saluran kencing) dan sebagainya.

B.  Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan psikosomatis?

2.    Apa factor dan penyebab dari gangguan psikosomatis?

3.    Bagaimana pengobatan gangguan psikosomatis dalam psikologi islam?



C.   Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari psikosomatis

2.      Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan terjadinya gangguan psikosomatis

3.      Untuk mengetahui bagaimana pengobatan psikosomatis dalam psikologi islam



D.  Manfaat Penulisan

Sedangkan kegunaan penulisan makalah ini adalah diharapkan kajian ini dapat menjadi bahan bacaan dalam rangka menambah wawasan dan khazanah dari ilmu pengetahuan tentang pengobatan psikosomatis dalam psikologi islam.



BAB II

KAJIAN TEORI



1.              Definisi Psikosomatis



A.    Psikosomatis

“Psikosomatis” adalah gabungan dari kata “psyche”(interaksi jiwa) dan “soma”(tubuh) yang menekankan kesatuan kausatif atau pendekatan kolistik terhadap kedokteran,karena semua penyakit dipengaruhi oleh factor psikologis,suatu hubungan yang telah digali oleh berbagai bidang kedokteran alternative.

      Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (seperti,nyeri,mual dan pusing) di mana tidak ditemukan penjelasan medis yang kuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboraturium. Atau disebut juga gangguan psikosomatis artinya gangguan jiwa yang dimanifestasikan pada gangguan susunan saraf vegetative,karena manusia bereaksi secara holistic maka gangguan jiwa senantiasa atau banyak mempunyai komponen somatic.

      Wanita dengan gangguan somatisasi melebihi jumlah laki-laki sebesar 5 sampai 20 kali,walaupun perkiraan setinggi mungkin karena kecenderungan awal yang tidak mendiagnosis gangguan somatisasi pada laki-laki. Namun demikian dengan rasio wanita berbanding dengan laki-laki adalah 5:1 prevalensi seumur hidup gangguan somatisasi pada wanita di populasi umum adalah 1 atau 2 persen, gangguan ini bukan gangguan yang jarang ditemukan.

B.     Faktor Psikologis

a.       Stress Umum

Suatu peristiwa atau situasi kehidupan yang penuh dengan stress I ternal atau eksternal,aku atau kronis menciptakan tantangan di mana organisme tidak dapat berespon secara adekuat. Penelitian terakhir telah menemukan bahwa orang yang menghadapi stress umum secara optimis cenderung tidak mengalami gangguan psikosomatis. Jika mereka mengalaminya mereka mudah pulih dari gangguan. Contoh dari stress umum adalah: perceraian,kematian pasangan,bencana dan lain-lain.

b.      Stress spesifik lawan non spesifik

Stress psikis spesifik dapat didefinisikan sebagai kepribadian spesifik atau konflik bawah sadar yang menyebabkan ketidakseimbangan yang berperan dalam perkembangan gangguan psikosomatis,konflik bawah sadar spesifik adalah berhubungan dengan gangguan psikosomatis spesifik(sebagai contohnya,konflik ketergantungan yang tidak disadari mempresdisposisikan pada seseorang ulkus peptikum).

Selain itu stress nonspesifik yang kronik,biasanya dengan variable kecemasan yang mengelilinginya, telah diperkirakan memiliki korelasi psikologis yang dikombinasikan dengan kerentanan atau debilitas organ genetic, mempredisposisikan orang tertentu kepada gangguan psikosomatis.

Orang aleksitimik yaitu orang yang tidak mampu membaca emosinya sendiri,  mereka memiliki kehidupan fantasi yang miskin dan tidak menyadari konflik emosionalnya. Gangguan psikosomatis mungkin berperan sebagai jalan keluar untuk ketegangan mereka yang terkumpul.

Teori penyebab nonspesifik didukung oleh bukti-bukti eksperimental di mana, dibawah stress kronis,binatang menderita gangguan psikosomatis(seperti ulkus peptikum), jelas binatang tidak memiliki kepribadian tertentu atau konflik psikologis bawah sadar yang dimiliki orang.



C.     Faktor Sosial

Gangguan melibatkan interpretasi gejala tersebut suatu tipe komunikasi social, hasilnya adalah menghindari kewajiban (sebagai contohnya, mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai), mengekspresikan emosi(sebagai contohnya kemarahan pada pasangan), atau untuk mensimbolisasikan suatu perasaan atau keyakinan (sebagai contohnya nyeri pada usus seseorang).

D.    Penyebab Psikosomatis

Di bagian psikosomatik ini lebih dulu dilakukan pemeriksaan yang teliti tentang phycic penderita, bahkan dikirim juga ke bagian rontgen. Ternyata hasil pemeriksaan dari rontgen itu negatif atau tidak apa-apa. Maka sesudah itu penderita  dilakukan pemeriksaan sejarah hidupnya dari kecil sampai dewasa. Ternyata bahwa sejarah hidupnya dari masa kecil penuh dengan keluhan jiwa, susah gelisah, sedih, jengkel dan lain-lain. Dan itulah selaku faktor predisposisi. Maka waktu dewasanya menderita penyakit kepala pusing, nafas sesak, jantung berdebar, perut terasa mual, dan itulah yang disebut faktor presipitisi.

terdapat 7 hal yang bisa mengakibatkan penyakit psikosomatis :

1.      Internal Conflict : konflik diri yang melibatkan minimal 2 parts.

2.      Organ Language : bahasa yang digunakan seseorang dalam mengungkapkan perasaanya.

3.      Motivation/Secondary Gain : Keuntungan yang dapat diterima dari seseorang dengan penyakit fisiknya, misalnya perhatian dari orang tua, suami, istri, atau lingkungannya, atau menghindari tanggung jawab tertentu.

4.      Past Experience : Pengalaman masa lalu yang bersifat traumatik yang mengakibatkan emosi yang intens dalam diri seseorang.

5.      Identification : Penyakit muncul karena mengidentifikasi seseorang yang dianggap memiliki otoritas atau figur. Klien akan mengalami sakit seperti yang dialami figur otoritas itu.

6.      Self Punishment : pikiran bawah sadar membuat klien sakit karena klien punya perasaan bersalah akibat dari melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan nilai hidup yang klien pegang.

7.      Imprint : Program pikiran yang masuk ke pikiran bawah sadar klien saat mengalami emosi yang intens. Contohnya orang tua yang mengatakan,"Jangan sampai kehujanan, nanti kamu bisa flu."



2.              Pengobatan Gangguan Psikosomatis dalam Psikologi Islam



Sesungguhnya suatu cara yang lebih cepat untuk merawat kesehatan rohani atau Psikosomatik adalah dengan meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran agama secara sungguh-sungguh dalam perkataan dan perbuatan karena agamalah yang dapat membimbing dan menuntun manusia ke arah kehidupan sejati dan sejahtera lahir dan batin. Sedangkan Allah tidak menurunkan suatu ajaran tanpa adanya petunjuk baik berupa kitab maupun utusan. Mengingat al-Qur’an adalah kitab petunjuk yang dapat menyembuhkan maka di dalamnya terdapat obat yang akan mengarahkan manusia pada hidup yang sehat baik rohani maupun jasmani. Berikut terdapat beberapa cara pengobatan yang disarankan oleh al-Qur’an, yaitu:

a.       Sabar

            Kenyataan hidup sehari-hari, tidak selamanya menyenangkan. Ada orang yang berhasil mencapai cita-citanya dan ada pula yang gagal. Penyebab kegagalan itupun bermacam-macam pula,kadang-kadang sulit mengatasinya,sehingga orang merasa seolah-olah ke mana ia pergi selalu ada hambatan,bahkan kadang-kadang segala pintu terasa tertutup dihadapannya. Dalam keadaan yang demikian,seorang yang beriman hendaknya ingat akan petunjuk Allah yang menyuruh sabar. Peribahasa pun mengatakan:”sabar itu pelita hati.”

            Allah menyuruh orang Islam agar menjadikan sabar dan shalat untuk menolongnya. Sabar dapat menjadi obat terhadap gangguan kejiwaan,sabar juga dapat mencegah agar tidak terserang gangguan kejiwaan dan sabar dapat pula meningkatkan kesehatan mental.

            Mari kita ikuti kisah seorang yang telah berada diusia senja,yang mengalami suatu cobaan yang berat. Orang tersebut terkenal sebagai seorang yang penyayang,hidupnya seolah-olah aman saja,tidak mempunyai musuh dan tidak mempunyai anak. Setiap ada orang yang susah selalu mengadu kepadanya dan minta bantuan apa saja, bahkan kadang-kadang orang berkecukupan pun minta kepadanya. Dan tidak jarang terjadi, di mana terdapat persaingan antara orang-orang yang mendekat kepadanya,mereka saling curiga,jangan-jangan orang lain mendapat bantuan lebih banyak daripada dirinya sendiri.

            Suatu ketika orang tersebut menghadapi kekecewaan yang amat sangat,karena dia dibohongi dan ditipu oleh orang yang telah lama dikenalnya dan telah banyak ditolongnya. Dengan dorongannya dan bantuannya kehidupan orang tersebut meningkat,sehingga orang itu tampaknya tidak memerlukan apapun lagi.

            Pada suatu hari datanglah orang yang dulu pernah dibantunya itu, membujuk dan menipunya dengan cara yang licik, sehingga sejumlah besar harta miliknya dibawa pergi oleh orang tersebut. Dan setelah itu seluruh anggota  keluarga orang itu menghilang.

            Orang tua itu tertipu dan menyesal,sedih, dan amat kecewa namun ia menutup rahasia penipuan terhadap dirinya dan tetap berusaha terlihat gembira, walaupun hatinya menangis,bahkan menjerit.semua pekerjaannya harus tetap berjalan seperti biasa, hanya suatu rencana besar yang memerlukan dana yang tidak sedikit, tertunda. Bahkan rencana itu tidak dipikirkan lagi oleh orang tua itu.

            Usahanya menolong dirinya sendiri,dilakukannya dengan berdoa dan memohon Allah dan ia ingat firman Allah yang amat penting,yaitu (Surat Al-Baqarah(2):153)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman,jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

            Sejak peristiwa tersebut,shalatnya semakin rajin,hampir tiap malam ia shalat Tahajud dan ia mulai sering melakukan shalat dhuha. Dia sering memohon kepada Allah agar diberi-Nya kesabaran.

            Sungguh berat melatih diri untuk sabar. Kadang-kadang ia bertanya kepada Allah:” Apa hikmah cobaan Allah yang amat berat ini?” Tentu jawaban Allah tidak diketahuinya. Dia tahu bahwa dirinya tidak meminta jawaban Allah,ia hanya mohon karunia sabar dari Allah. Shalatnya semakin meningkat,doa dan membaca Al-Qur’an semakin sering.

            Rahasia itu tetap ditutupnya rapat-rapat ,ia malu jika ada orang lain yang tahu dan ia disesali dan dipersalahkan,ia pun tidak ingin mengadukan masalahnya kepada orang yang berwenang(polisi). Baginya cukup Allah saja yang tahu dan dia mohon hanya kepada Allah, tidak kepada manusia.

            Kadang-kadang perasaan marah,kecewa dan sakit hati mendera hatinya.terbetik dalam hatinya untuk berjanji tidak akan menolong orang itu lagi di masa yang akan mendatang dan tidak akan memaafkan kesalahan orang itu. Karena seluruh anggota keluarganya telah bersepakat untuk berbuat tidak baik terhadap dirinya. Diserahkannya kepada Allah permasalahannya,karena ia tidak mampu memikirkan apa yang harus dilakukannya kepada orang tersebut. Dia ingat satu ayat Al-Qur’an yang berbunyi[ Surat Ali-‘Imran(3):54]:

(٥٤) وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

            “Dan mereka itu berbuat makar dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas makar.”



            Kasus ini cukup unik, dimana si penderita tidak mengadu kepada siapapun,kecuali kepada Allah saja. Berbagai perasaan dan konflik batin dihadapinya dengan doa dan shalat. Tidak ada orang tahu tentang masalah berat yang dideritanya. Hanya Allah saja tumpuan harapan dan tempatnya mengadu. Berbagai masalah berkecamuk dalam hatinya,dia tidak menumpahkannya,kecuali kepada Allah saja.

            Setelah dirinya tentram kembali dan gelombang emosi yang berkecamuk di dadanya reda,semangat bekerjanya timbul kembali, bahkan gairahnya untuk melakukan amal sosialnya meningkat,Ia merasa bahwa dadanya lapang dan dunia terasa cerah. Hatinya bersih dari dendam dan kecewa.

Orang yang sabar adalah orang yang dapat mengumpulkan dan menghimpun segala sumber daya yang ia miliki dengan menghindarkan dirinya dari keluh kesah, cemas maupun takanan batin. Dengan sabar maka jiwanya akan kuat dalam menghadapi kesulitan.



Ø  Analisa terhadap kasus:



o   Fungsi preventif:

Dalam kasus ini yang paling menonjol adalah fungsi preventif(pencegahan), terlihat betapa beratnya penderitaan yang dialaminya, namun ia bertahan untuk menutup rapat peristiwa tersebut. Untuk menyimpan rahasia yang amat menekan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya,hati terasa disayat-sayat oleh rasa kecewa dan sebagainya. Kadang-kadang kepalanya terasa pusing,pikirannya seolah-olah tidak berdaya.

            Akhirnya Ia memohon kepada Allah,agar diberi-Nya petunjuk dan kesabaran menerima musibah tersebut. Ia menangis dan meratap kepada Allah dan memohon agar ia tetap sehat jasmani dan rohani, ia sangat-sangat takut akan terserang gangguan kejiwaan.

o    Fungsi kuratif:

Sesungguhnya penderitaan yang dialaminya amat berat, di mana kadang-kadang ia terserang psikosomatik,kepala pusing,dadanya dan hatinya sesak,seolah-olah dalam dirinya berkecamuk perang yang amat dahsyat, di antara berbagai perasaan yang tidak  menyenangkan,untunglah ia lari kepada Allah,memohon kesabaram,kesabaran, dan kesabaran. Shalat Tahajud, Shalat Dhuha,Zikir dan membaca Al-Qur’an hampir selalu dilakukannya untuk memperoleh kesabaran. Dia menyerahkan persoalannya kepada Allah,kemampuan manusiawi tidak dapat mengatasi penderitaannya, maka ia menyerah bulat kepada Allah, Allah saja,lain dari itu tidak ada.



b.      Taubat Nasuha

            Salah satu psikoterapi islami mandiri yang amat dibutuhjan oleh orang islam adalah cara yang dapat dilakukannya sendiri,tanpa minta tolong pada konselor/psikoterapis, karena ia malu akan terbuka rahasianya, kendati pun psikoterapis islami tidak akan menceritakan kelakuannya yang salah kepada orang lain.

            Cara tersebut adalah taubat nasuha,yaitu permohonan ampun kepada Allah tanpa ada yang mengetahuinya. Taubat nasuha adalah tobat yang mantap dan janji tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama setelah ia memohon ampun kepada Allah.

            Sungguh banyak yang melakukan kesalahan dan pelanggaran terhadap ketentuan Agama Islam,akan tetapi tidak semua orang yang bersalah itu merasa dirinya berdosa,boleh jadi karena pengaruh lingkungan,terdorong oleh hawa nafsu atau karena keinginan yang amat besar terhadap sesuatu,akan tetapi tidak ada kemampuan untuk mencapainya secara wajar.

            Apabila dalam jiwa orang tersebut masih ada sepercik iman, akan dating juga waktunya,dimana ia merasa berdosa dan biasanya menyesali perbuatannya itu. Di antara mereka ada yang ingin kembali kepada keadaan dan pribadi yang bersih dari dosa. Akan tetapi ia tidak tahu bagaimana caranya.

            Di sinilah peran tobat itu,minta ampun kepada Allah dan Allah menjanjikan akan mengampuni dan menerima tobat mereka,Firman Allah, Surat At-Tahriim(66):8;

ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٨)

“Hai orang-orang yang beriman,bertobatlah kamu  kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya,mudah-mudahan Tuhan akan menutup kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surge yang mengalir dibawahnya sungai-sungai…”



            Ayat tersebut mengisyaratkan, bahwa setiap orang beriman dapat secara langsung memohon ampun dan bertobat kepada Allah dan dijanjikan-Nya ampunan dan surge bagi yang mau bertobat.

            Salah satu penyebab gangguan kejiwaan adalah perasaan berdosa. Banyak orang yang merasa sangat menderita,bila ia merasa dirinya berdosa,bila perasaan dosa lama tidak diatasi,mungkin saja orang tersebut akan mengalami gangguan jiwa dengan berbagai gejala, diantaranya ada yang menderita psikosomatik(yaitu penyakit fisik jasmaniah(disebabkan oleh kegoncangan jiwa) misalnya penyakit lumpuh pada salah satu anggota tubuh. Bahkan ada orang yang menjadi hilang kemampuan untuk melihat(buta),walaupun matanya tidak sakit dan baik-baik saja. Dan ada pula orang yang diserang oleh penyakit takut yang tidak beralasan.

            Apabila si penderita(klien) mendekatkan diri kepada Allah serta yakin bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang,dirinya pun dapat mohon ampun atas dosanya dan akan diampuni Allah,firman Allah,Surat Asy-Syuura(42):25






Description: http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/42_25.png



“Dan Dia-lah yang menerima tobatdari hamba-hambanya, dan Dia memaafkan kesalahan-kesalahan serta mengetahui apa yang kamu kerjakan.”



            Semua dosa diampuni oleh Allah,kecuali satu dosa,yaitu dosa syirik, firman Allah,Surat An-Nissa’(4):48:



“Sesungguhnya  Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa,selain dari dosa(Syirik)itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah,maka sungguh ia telah berbuat dosa besar.”



            Ayat ini menegaskan bahwa dosa syirik itu tidak akan diampuni-Nya. Jika hal ini kita tinjau dari psikoterapi islami,akan terbukti bahwa syirik itu menimbulkan kebimbangan pada orang itu,kepada  Tuhan yang mana permohonan ampun harus diajukan? Dan kepada yang mana pula mohon pertolongan,perlindungan dan sebagainya ditujukan.

           

            Agar hati orang yang goncang itu tidak bertambah berat,maka tempat itu memohon,mengadu dan mengeluh itu, hanya satu,yaitu Tuhan Yang Maha Esa,MahaKuasa, dan Maha Penyayang saja. Selain Yang Maha Esa adalah makhluk-Nya yang tunduk kepada-Nya dan dibawah kekuasan-Nya.



            Hal yang termasuk syirik adalah percaya kepada  kekuatan makhluk-makhluk gaib,yang sering kali digunakan oleh orang-orang mengaku pandai menyembuhkan penyakit dengan cara menggunakan makhluk gaib tersebut. Nasihatnya sering kali bertentangan dengan ajaran islam dan akal sehat,misalnya seorang klien yang menderita penyakit cemas dan berbagaipenyakit, sampai dia mendatangi beberapa orang ahli penyakit,semuanya berpendapat bahwa fisiknya sehat,hanya jiwanya yang gelisah,penyakit yang dideritanya itu namanya”Psikosomatis”.



            Penderita itu pergi ke berobat kepada orang pintar/dukun, orang pintar mengatakan kepadanya bahwa penyakitnya disebabkan oleh banyaknya mahluk halus(gaib) yang bersarang di tubuhnya dan menghuni rumahnya. Maka kepadanya ditawarkan cara pengobatan tertentu, yang biayanya cukup besar. Dia coba menjalani pengobatan tersebut,ia mulai ragu dan bertambah cemas,karena biaya pengobatannya semakin meningkat dan penyakitnya bertambah berat dan dia semakin cemas.



            Dia menjadi bingung, apakah ia harus pergi dari rumahnya,jika betul ia akan pergi kemana? Apakah benar ia tidak dapat disembuhkan? Dan dia telah berkurung dalam sarang mahluk gaib. Ia menangis,meratap dan bertanya,dokter mana yang harus saya cari,agar dapat mengobati penyakit saya?



            Psikoterapis Islami menjawab:”Doktermu adalah Allah,Dia yang menurunkan penyakit,Dia juga yang menurunkan obatnya”.



            Kalimat tersebut amat menyentuhnya,diulanginya ucapan Psikoterapis Islami itu sambil memandang jauh, Barangkali selama ini dia sibuk mencari dokter ahli yang pandai mengobati penyakitnya, ternyata semuanya menyatakan bahwa ia tidak sakit.



            Psikoterapis Islami, membenarkan bahwa dirinya sakit,akan tetapi penyakitnya bukan disebabkan kerusakan atau gangguan pada fisiknya,akan tetapi pada jiwanya. Dia mulai bertanya tentang masalah dosa berbohong kepada orang untuk menghindari pertengkaran dan ketegangan,emosi yang sering meledak dalam keluarga. Kemudian dia permisi keluar sambil menegaskan kembali ucapan psikoterapis sebelumnya,dokter saya,Allah,ya Bu!!!Dalam dua kali pertemuan saja,semangat hidupnya terlihat telah pulih. Wajahnya tampak tidak pucat lagi,rupanya aliran darah dalam tubuhnya telah lancer kembali,yang selama ini terganggu oleh goncangan jiwanya,lalu permisi pulang sambil berkata:”Dokter saya adalah Allah,ya Bu.”



            Sesungguhnya para ahli psikoterapis telah lama mengenal cara pengobatan dengan menggunakan pengungkapan keluar perasaan yang menekan,yang disebut”catharsis”. Kelapangan dada yang dirasakan setelah terungkap keluar perasaan yang menekan itu, menjadikan emosinya reda dan kemampuan pikirnya bekerja kembali,serta seluruh saraf-sarafnya berfungsi seperti sedia kala. Maka mukanya terlihat merah,tidak pucat lagi. Ia merasa ringan,kelegaan dan kegembiraan terbayang pada wajahnya.



            Dengan demikian,tobat merupakan Psikoterapi Islami mandiri,tidak memerlukan psikoterapis tempat ia mengadu,mengeluh dan minta tolong,ia dapat secara langsung memohon dan mengungkapkan segala perasaannya kepada Allah yang ia imani dengan sepenuh hati




BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Psikosomatis adalah gabungan dari kata “psyche”(interaksi jiwa) dan “soma”(tubuh) Psikosomatis disebabkan oleh berbagai masalah dalam pikiran seseorang yang memicu reaksi emosionalnya. Ketika, misalnya, seseorang merasa tertekan, stress, dan kacau, maka tubuh akan bereaksi terhadap pikirannya ini. Rata-rata reaksi tubuh terhadap pikiran yang tertekan dan/atau stress adalah dengan meningkatnya asam lambung (sehingga memicu sakit ”maag”), munculnya gejala ketombe di kepala, adanya gatal-gatal disekitar kulit di sekujur tubuh, atau rasa mual-mual yang berkala, semua itu biasanya disebabkan karena sebuah beban di dalam pikiran.

Beban pikiran ini seringkali menjadi sebuah ”bibit” untuk penyakit psikosomatis, karena bila tidak segera ditanggapi (baik diselesaikan, diiklaskan, dll), maka beban pikiran tersebut akan semakin kuat berada di pikiran bawah sadar, yang perlahan-lahan mulai menunjukkan gejala-gejala sakit secara fisik.Cara-cara pengobatan gangguan psikosomatis dengan menggunakan psikoterapi islami adalah: (1)Sabar (2)Taubat Nasuha .


  
DAFTAR PUSTAKA



Daradjat,Z. 2002.Psikoterapi Islami. Jakarta: PT. Bulan Bintang



Ardani,A.T.2008.Psikiatri Islam. Malang: UIN-MALANG PRESS(Anggota IKAPI)